Judul Buku : Love
Is…
Penulis :
Navika Anggun
Penerbit : Teen@Noura (NouraBooks)
Tahun Terbit:
2013
Tebal
: 220 Halaman
ISBN : 978-602-9498-95-0
Di sinilah cintaku berakhir dan cinta itu adalah
kamu.
Lagi-lagi cinta butuh
pengobanan, itulah hal yang ingin disampaikan Navika Anggun. Cerita yang
sengaja dikemas atas nama persahabatan.
Novel ini menceritakan
tentang sebuah persahabat sejak kecil yang saling menyimpan rasa cinta kepada
sahabatnya sendiri. Persahabatan yang sudah terjalin selama lima belas tahun
harus renggang karena salah satu sahabatnya mendapatkan beasiswa di Korea.
Persahabatan yang hampir putus karena bertahun-tahun tak ada kabar darinya.
Yuki hampir saja
menangis karena mendengar pengakuan sahabatnya yang harus pergi k Korea untuk
mengambil beasiswa di sana. Yuki takut kalau dia akan kehilangan Satria sebagai
sahabat sekaligus cinta pertamanya. Untuk mengurangi rasa sedihnya ia sebisa
mungkin menghindar dari Satria. Nindi, sahabat yuki di sekolah pun juga dapat
merasakan apa yang dirasakannya. Hingga akhirnya, Nindi meminta Yuki untuk
mengungkapkan apa yang Yuki rasakan kepada Satria sebelum kepergian Satria.
Saat bertemu Satria,
Yuki berusaha mati-matian agar dia tidak terlihat gugup di depan Satria, tetapi
Satria selalu saja berhasil mencairkan suasana. Setelah Satria melepaskan
pelukannya dari Yuki. Ia mengeluarkan sebuah kotak merah yang membuat Yuki
menyangka Satria ingin melamarnya, tetapi ketika dibuka ternyata isinya hanya
sebuah kalung yang berliontin kunci. Entahlah apa maksudnya yang jelas Yuki
sedikit kecewa, tetapi ia merasakan ketulusan yang terpancar dari mata Satria
saat memasangkan kalung itu di lehernya dan Satria juga mengatakan bahwa kalung
ini sangat bearti untuk dirinya dan meminta Yuki untuk menjaga baik-baik kalung
tersebut.
Yuki terdiam dan mulai
bertanya-tanya dalam hati maksud kata-kata Satria. Entah apa yang membuat
kalung ini sangat spesial. Apa karena kalung ini diberikan untuknya atau karena
ada hal lain yang membuatnya menjadi begitu spesial?
Sesungguhnya malam itu
adalah malam yang luar biasa baginya. Berada di dalam pelukan Satria untuk
waktu yang cukup lama, Yuki merasa Satria begitu dekat dengannya. Yuki tidak
sanggup untuk mengacaukan situasi tersebut dengan menyatakan perasaannya pada
Satria. Yuki memilih untuk menyimpannya sementara. Biarlah dia menjadi sahabat
sekaligus adiknya dulu dan menikmati malam ini berdua dengan Satria. Walaupun
esok hari akan datang membawa Satria ke negeri yang jauh.
Satria merasa senang
akhirnya Yuki datang untuk menemuinya. Yuki langsung memberikan secarik kertas
yang tadi ia tulis, meskipun Satria bingung tentang surat ini, tetapi ia
langsung menerimanya. Sebenarnya Yuki ingin menjelaskan tentang surat ini,
tetapi Yuki mendengar informasi bahwa pesawat ke Seoul akan segera take off. Akhirnya, Yuki hanya
memintanya untuk membaca kertas itu setelah Satria berada di dalam pesawat.
Satria pun pergi. Tanpa
kata-kata perpisahan yang sebenarnya ingin Yuki sampaikan panjang lebar. Hanya
satu benda yang menjembati perasaanya. Sebuah arti cinta yang tertulis di atas
selembar kertas. Tanpa sadar air matanya menetes di pipi. Semakin nyata ada
kepiluan saat harus merelakan Satria Pergi.
Dua tahun berlalu,
Satria sama sekali tidak memberikan kabar dirinya ke Yuki. Di saat Yuki merasa
hatinya kosong karena kepergian Satria, Nindilah yang selalu memberikan nasihat
agar Yuki mau membuka hatinya untuk orang lain. Nindi juga yang memperkenalkan
Yuki dengan Revan. Yuki menyadari bahwa sahabatnya ini ingin menjodohkannya
dengan Revan.
Lantas, apakah Yuki
akan membuka hatinya untuk Revan dan melupakan cinta pertamanya? Dan apakah
Yuki akan menemukan jawaban dari semua pertanyaannya tentang kalung berliontin
kunci yang diberikan Satria?
Sangat klise bukan? Akan
tetapu, buku ini menjadi bagus karena rangkaian kalimat yang menjalin ceritanya.
Penulis juga menggunakan bahasa-bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami
oleh para pembacanya. Latar dan alur cerita begitu jelas mampu membuat pembaca
merasa ikut di dalamnya. Selain itu, novel ini mengandung nilai-nilai yang
sangat penting, seperti tentang persahabatan, percintaan, semangat, dan impian.
Menurut saya, kekurangan novel tersebut hanya dapat pada cerita tersebut karena
pembaca cenderung dapat menebak akhir cerita novel ini. Akan tetapi, kekurangan
tersebut dapat tertutupi dengan konfliknya yang menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar