Cari Blog Ini

Selasa, 26 November 2013

Resensi Novel Love Is...


Judul Buku  : Love Is…
Penulis          : Navika Anggun
Penerbit       : Teen@Noura (NouraBooks)
Tahun Terbit: 2013
Tebal            : 220 Halaman
ISBN           : 978-602-9498-95-0
Di sinilah cintaku berakhir dan cinta itu adalah kamu.
Lagi-lagi cinta butuh pengobanan, itulah hal yang ingin disampaikan Navika Anggun. Cerita yang sengaja dikemas atas nama persahabatan.
Novel ini menceritakan tentang sebuah persahabat sejak kecil yang saling menyimpan rasa cinta kepada sahabatnya sendiri. Persahabatan yang sudah terjalin selama lima belas tahun harus renggang karena salah satu sahabatnya mendapatkan beasiswa di Korea. Persahabatan yang hampir putus karena bertahun-tahun tak ada kabar darinya.
Yuki hampir saja menangis karena mendengar pengakuan sahabatnya yang harus pergi k Korea untuk mengambil beasiswa di sana. Yuki takut kalau dia akan kehilangan Satria sebagai sahabat sekaligus cinta pertamanya. Untuk mengurangi rasa sedihnya ia sebisa mungkin menghindar dari Satria. Nindi, sahabat yuki di sekolah pun juga dapat merasakan apa yang dirasakannya. Hingga akhirnya, Nindi meminta Yuki untuk mengungkapkan apa yang Yuki rasakan kepada Satria sebelum kepergian Satria.
Saat bertemu Satria, Yuki berusaha mati-matian agar dia tidak terlihat gugup di depan Satria, tetapi Satria selalu saja berhasil mencairkan suasana. Setelah Satria melepaskan pelukannya dari Yuki. Ia mengeluarkan sebuah kotak merah yang membuat Yuki menyangka Satria ingin melamarnya, tetapi ketika dibuka ternyata isinya hanya sebuah kalung yang berliontin kunci. Entahlah apa maksudnya yang jelas Yuki sedikit kecewa, tetapi ia merasakan ketulusan yang terpancar dari mata Satria saat memasangkan kalung itu di lehernya dan Satria juga mengatakan bahwa kalung ini sangat bearti untuk dirinya dan meminta Yuki untuk menjaga baik-baik kalung tersebut.
Yuki terdiam dan mulai bertanya-tanya dalam hati maksud kata-kata Satria. Entah apa yang membuat kalung ini sangat spesial. Apa karena kalung ini diberikan untuknya atau karena ada hal lain yang membuatnya menjadi begitu spesial?
Sesungguhnya malam itu adalah malam yang luar biasa baginya. Berada di dalam pelukan Satria untuk waktu yang cukup lama, Yuki merasa Satria begitu dekat dengannya. Yuki tidak sanggup untuk mengacaukan situasi tersebut dengan menyatakan perasaannya pada Satria. Yuki memilih untuk menyimpannya sementara. Biarlah dia menjadi sahabat sekaligus adiknya dulu dan menikmati malam ini berdua dengan Satria. Walaupun esok hari akan datang membawa Satria ke negeri yang jauh.
Satria merasa senang akhirnya Yuki datang untuk menemuinya. Yuki langsung memberikan secarik kertas yang tadi ia tulis, meskipun Satria bingung tentang surat ini, tetapi ia langsung menerimanya. Sebenarnya Yuki ingin menjelaskan tentang surat ini, tetapi Yuki mendengar informasi bahwa pesawat ke Seoul akan segera take off. Akhirnya, Yuki hanya memintanya untuk membaca kertas itu setelah Satria berada di dalam pesawat.
Satria pun pergi. Tanpa kata-kata perpisahan yang sebenarnya ingin Yuki sampaikan panjang lebar. Hanya satu benda yang menjembati perasaanya. Sebuah arti cinta yang tertulis di atas selembar kertas. Tanpa sadar air matanya menetes di pipi. Semakin nyata ada kepiluan saat harus merelakan Satria Pergi.
Dua tahun berlalu, Satria sama sekali tidak memberikan kabar dirinya ke Yuki. Di saat Yuki merasa hatinya kosong karena kepergian Satria, Nindilah yang selalu memberikan nasihat agar Yuki mau membuka hatinya untuk orang lain. Nindi juga yang memperkenalkan Yuki dengan Revan. Yuki menyadari bahwa sahabatnya ini ingin menjodohkannya dengan Revan.
Lantas, apakah Yuki akan membuka hatinya untuk Revan dan melupakan cinta pertamanya? Dan apakah Yuki akan menemukan jawaban dari semua pertanyaannya tentang kalung berliontin kunci yang diberikan Satria?
Sangat klise bukan? Akan tetapu, buku ini menjadi bagus karena rangkaian kalimat yang menjalin ceritanya. Penulis juga menggunakan bahasa-bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh para pembacanya. Latar dan alur cerita begitu jelas mampu membuat pembaca merasa ikut di dalamnya. Selain itu, novel ini mengandung nilai-nilai yang sangat penting, seperti tentang persahabatan, percintaan, semangat, dan impian. Menurut saya, kekurangan novel tersebut hanya dapat pada cerita tersebut karena pembaca cenderung dapat menebak akhir cerita novel ini. Akan tetapi, kekurangan tersebut dapat tertutupi dengan konfliknya yang menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar