Cari Blog Ini

Kamis, 05 Desember 2013

Resensi Novel Reason


Judul Buku  : Reason
Penulis          : Aditia Yudis
Penerbit       : Teen@Noura (NouraBooks)
Tahun Terbit: 2013
Tebal            : 332 Halaman
ISBN           : 978-602-7816-41-1
“There is some good in this world, and it’s worth fighting for”. (Sebuah kutipan dari novel The Two Towers karya J.R.R. Tolkien)
Adeline bukanlah termasuk siswa populer di sekolahnya. Dia lebih senang membaca buku-buku yang dia pinjam di tempat penyewaan buku milik Bang Rizal daripada harus ikut terlibat pembicaraan yang menurutnya enggak penting. Meskipun Adeline terkadang iri dengan Amber karena selain dia termasuk cewek populer, dia juga memiliki wajah yang cantik, kaya bahkan Amber pun juga termasuk siswa yang berprestasi di sekolahnya.
Awalnya Amber tak pernah peduli dengan orang lain, apalagi Adeline. Namun, semenjak Adeline berhasil memenangkan kompetensi karya ilmiah yang mana pemenang bisa langsung masuk universitas itu tanpa test. Sayangnya, Universitas itu adalah universitas  yang di impikan oleh Adeline dan Amber. Kebencian Amber semakin memuncak saat orangtuanya menunjukan rasa kecewanya dan mereka selalu saja membanding-badingkan dengan kakaknya, Abimantra.
Akhirnya,  Amber membuat reputasi Adeline di sekolah hancur dengan menyebarkan berita yang membuat Adeline sakit hati. Awalnya Adeline tidak peduli dengan semua itu, tetapi saat berita itu sudah menghina ibunya dan Amber menuduhnya sebagai pencuri, dia tak bisa menahan kesabarannya lagi. Saat sedang menunggu Amber untuk ketemuan, Adeline sedang membaca buku—yang dipinjamnya dari Bang Rizal—Amber langsung merebut buku itu dan merobeknya. Adeline tidak terima dengan perlakuan seperti itu, Adeline mendorong Amber hingga handphone terbarunya jatuh dan Amber meminta ganti sampai acara prom night sekolah.
Adeline berpikir kalau dia bisa menggantikan handphone Amber, otomatis permasalahan dia dan Amber pun ikut terselesaikan. Akhirnya, dia meminta tolong pada Sigit—laki-laki yang belum terlalu dia kenal saat di tempat penyewaan buku—untuk membelikan handphone yang sama untuk menggantikan punya Amber yang rusak. Padahal dia sendiri juga susah tentang finansial keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
Perteman Sigit dan Adeline semakin dekat bahkan dia mengajak Sigit untuk datang ke acara prom night hanya untuk menyelesaikan masalahnya dengan Amber. Namun, saat Adeline menemuinya, Amber sedang menangis karena pacarnya Jonathan lebih memilih ke Jerman dan memutuskan hubungannya dengan Amber. Adeline sudah ingin mengurungkan niatnya untuk menemui Amber, tetapi dia sudah capek dengan permainan ini semua. Akhirnya, Adel tetap memberikan handphone  itu dan ternyata Amber juga memberikan sebuah kotak yang Adeline tak tahu apa itu isinya.
Ternyata itu semua tetap tidak bisa membuat mereka berteman. Memang semenjak bertemu di acara prom night mereka berdua tidak pernah bertemu karena merek sibuk mengurusi perkuliah mereka masing-masing. Akhirnya, Amber berhasil masuk UI dengan jalur test, tetapi keberhasilan yang dicapai Amber sama sekali tidak membuat orangtunya bangga karena orangtuanya ingin Amber masuk fakultas kodekteran bukan masuk komunikasi. Orangtua Amber juga memaksanya untuk kuliah swasta dan mengambil fakultas kedokteran. Akan tetapi, Amber tetap memilih kuliah di UI dan tinggal bersama Abimantra.
Amber merasa dia tak pernah menyesali atas keputusannya karena di Universitas itu ia bertemu dengan Sigit. Amber merasa ada yang beda dari cowok itu dan tanpa disadari dia mulai jatuh cinta pada Sigit. Begitu juga dengan Abimantra sejak dia penasaran dengan cewek yang hampir di tabraknya itu, Abimantra terus penasaran dengan Adeline. Hingga akhirnya, takdir mempertemukan mereka di warnet tempat Adeline bekerja. Abimantra merasa bahwa Adeline bisa menggantikan seseorang yang selama ini pergi telah pergi meninggalkanya. Namun, masalah antara Adel dan Amber kembali muncul karena Adeline mengetahui bahwa Abimantra adalah kakak dari musuhnya dan ditambah lagi bahwa laki-laki yang Amber cintai ternyata mengenal Adeline.

Lantas, apakah Adeline dan Sigit bisa membalas perasaan kakak beradik itu? Dan apakah persaingan antara adeline dan Amber dapat diselsaikan setelah apa yang Adeline telah lakukan ke Amber?

Kesan pertama setelah membaca buku ini, yaitu saya merasa bahwa saya terhanyut ke dalam ceritanya. Penulis berhasil mengemas cerita ini dengan baik, pemilihan kata-katanya pun sangat komunikatif sehingga pembaca dengan mudah memahaminya. Konflik, alur, dan latarnya pun sangat jelas dan menarik. Namun, sayangnya ada bebapa kata yang tidak diberi spasi dan salah dalam pengetikannya. Akan tetapi, menurut saya buku ini cukup bagus untuk menginspirasi bahwa impian itu harus diperjuangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar