Cari Blog Ini

Kamis, 05 Desember 2013

Resensi Novel Tiger


Judul Buku  : Tiger
Penulis          : Jeff Stone
Penerbit       : Teen@Noura (NouraBooks)
Tahun Terbit: 2013
Tebal            : 270 Halaman
ISBN           : 978-602-9498-28-8

Jika kau bukan bagian dari solusi, kau adalah bagian dari masalah,” pikir Fu.
Novel ini menceritakan tentang biksu pendekar gaya macan. Diawali dengan adegan mereka berlima—Fu, Malao, Hok, She, dan Long—yang disembunyikan oleh Mahaguru mereka di dalam sebuah tong air besar karena kuil Changzen tengah diserang oleh pasukan Kaisar yang dipimpin oleh Ying. Sebenarnya Ying adalah mantan teman seperguruan mereka yang kabur dari kuil karena kemarahannya kepada Mahaguru. Kemudian dia bekerjasama dengan Kaisar yang baru, demi bisa mencuri naskah gulungan naga yang dimiliki oleh kuil Changzen sekaligus balas dendam kepada Mahaguru.
Mahaguru selalu memperlakukan mereka begitu istimewa. Padahal Fu tidak tahu apa yang membuat mereka begitu istimewa dan dia tidak terlalu peduli. Satu-satunya yang ingin dia tahu dari waktu-kewaktu adalah nama mereka yang tidak biasa, yang diberikan Mahaguru saat mereka masih bayi. Apa pun alasannya, Mahaguru tahu apa dia lakukan. Misalnya seperti Fu berarti “macan” dalam bahasa Katon. Fu memiliki kepala yang besar dan bulat, yang dicukur gundul dan dipertegas dangan telinga kecil dan mata yang tajam dan menantang. Suaranya besar dan dalam, persis seperti binatang yang menyerupanya. Dia juga sangat agresif dan cepat marah.
Ketika akhirnya mereka berlima ketahuan oleh salah seorang prajurit. Sang Mahaguru malah menyuruh mereka berlima kabur ke arah lima penjuru mata angin yang berbeda sementara sang Mahaguru tetap tinggal dan menghadapi Ying seorang diri sampai akhirnya tewas.
Setelah mereka berlima berpencar, Fu, yang paling temperamental diantara mereka berlima, memutuskan untuk kembali dan mencoba mengambil gulungan naskah yang dicari oleh Ying. Akhirnya, gulungan itu berhasil diambilnya, dan dia berhasil kembali kabur kehutan dan mengalami berbagai petualangan seru, mulai dari betemu anak macan, hingga akhirnya dia ditawan oleh penduduk desa karena sebuah kesalahpahaman.
Fu ditangkap oleh penduduk desa karena telah melukai anak dari Gubernur di desa itu dan lebih memilih untuk menyelamatkan anak macan yang hampir dibunuh. Fu rela jika anak gubernur itu ingin membalasnya atau memukul dirinya agar anak gubernur itu bisa memaafkannya dan mengeluarkan dia dari kandang tersebut. Namun, kebencian gubernur sangat besar kepada Fu, sehingga ia mengutus dua orang warganya untuk memberi tahu tentang keberadaan Fu dan empat gulungan sakti itu kepada Ying.
Akhirnya, Fu kembali tertangkap oleh prajurit kaisar, dan ketika mereka dalam perjalanan mengantarkan Fu dan gulungan naskah kepada  Ying, mereka diserang oleh segerombolan monyet, dan Malao ada diantara monyet- monyet itu. 
Lalu apakah Fu berhasil menyelamatkan gulungan naskah itu? Dan apakah mereka berhasil menemukan jawaban tentang penyerang Ying kepada Kuil Chanzen yang merupakan sebuah rahasia besar yang disimpan Mahaguru selama ini?

Awalnya, saya merasa buku ini sangat membosankan karena saya enggak pernah baca buku yang temanya seperti ini. Akan tetapi, setelah saya coba membacanya, saya malah merasa terhanyut dengan ceritanya dan ingin meneruskan baca ke seri selanjutnya yang berjudul Monkey dan Snake karena saya penasaran dengan akhir ceritanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar