Cari Blog Ini

Kamis, 05 Desember 2013

Resensi Novel Middle School The Worst Years of My Life



Judul Buku    : Middle School The Worst Years of My Life
Penulis          : James Patterson dan Chris Tebbetts
Penerbit       : Teen@Noura (NouraBooks)
Tahun Terbit: 2013
Tebal           : 338 Halaman
ISBN          : 978-602-7816-14-5
Hidup normal itu memang sangat membosankan, mungkin hal itu yang ingin disampaikan oleh penulis. Penulis berusaha mengajak pembaca bahwa banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahkan mengatasi rasa bosan itu.
Rafe Khatchadorin merupakan salah satu siswa di Hills Village Middle School (HVMS) tingkat enam. Rafe selalu mengatakan bahwa sekolah itu adalah sebuah “penjara” bagi anak-anak tingkat enam, tujuh, dan delapan. Rafe merasa, dia hanya seorang pencundang yang akan tetap menundukkan kepala, berusaha mencoba berbaur, dan jangan pernah memancing keributan dengan siapa pun.
Hanya ada satu masalah dengan rencana itu dan namanya adalah Miller. Miller merupakan siswa yang sangat bermasalah di sekolah itu, tak heran kalau dia selalu menjadi pelanggan yang mendapatkan hukuman di sana. Namun, Rafe baru masuk ke tingkat enam selama empat setengah menit dan dia sudah menjadi target untuk Miller. Gagal sudah niat untuk berbaur. Jangan sangka dulu, meskipun terkadang dia merasa sebagai pencundang, tetapi dia bukanlah seorang pengecut.
Rafe merasa HVSM semakin hari semakin seperti di “penjara”. Bukan hanya karena Miller, tetapi juga dengan guru-guru di sana yang dengan senang hati memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar tata tertib di HVSM.
Namun, meskipun gagal bebaur dengan anak-anak yang lainnya, Rafe masih memiliki Leonardo. Leonardo si Pendiam adalah sahabat Refe di HVMS dan di tempat lainnya. Leo sangat suka menggambar bahkan ia bisa menggambar untuk mewakilli ribuan kata yang ingin dia ucapkan.
Saat pihak sekolah mengadakan Pertemuan Akbar untuk mengumumkan pemilihan anggota dewan perwakilan kelas. Refe merasa acara itu sangat menjijikan, tetapi hal itu dia tepis karena melihat Jeanne Galleta. Refe memamang tak pernah melihat gadis itu sebelumnya, tetapi dia sangat terpesona dengan kecantikannya apalagi ternyata dia mengetahui nama Refe.
Rafe merasa dirinya sangat senang saat itu. Namun, rasa senangnya dirusak oleh Mrs. Stricker karena dia menjelaskan tata tertib yang ada di HVSM. Sebenarnya itu bukannlah tata tertib, tetapi penyiksaan berlabel peraturan. Ada sebanyak enam belas bagian dan total 26 halaman di dalam buku itu. Rafe ingin sekali keluar dari ruangan itu sebelum Mrs. Stricker membunuh lebih banyak lagi karena menjelaskan tata tertib dengan begitu jelas. Akan tetapi, Leo malah mengeluarkan pensil dan mulai menggambar sesuatu di bagian belakang buku itu.
Begitu sampai ke Bagian 6 (hukuman untuk pelanggaran). Rafe merasa, dia mengalami pendarahan otak dan dia juga yakin bahwa telinganya juga sudah ikut berdarah karena mendengar semua peraturan dan hukuman yang di jelaskan Mrs. Stricker. Sejauh pengamatannya, buku hijau kecil yang di tangannya hanyalah sebuah daftar panjang berisi semua cara yang bisa membuatnya terkena masalah di masa-masa sekolahnya.
Sementara Leo, masih saja menggambar, setiap kali Stricker menyebutkan peraturan baru dan Leo pun menambah gambar baru di lembaran kertas itu. Satu-satunya hal yang melintas di pikirannya waktu melihat gambar itu adalah dia ingin menjadi anak itu. Keliahatannya Leo memiliki hidup yang JAUH lebih menyenangkan. Dan saat itulah, sebuah ide muncul di benaknya.  Ide sangat besar dan superkonyol. Ide itu mengalir seperti bandang bahwa ATURAN DIBUAT UNTUK DILANGGAR.
Dalam pandangannya, tata tertib HVMS bisa menjadi musuh bebuyutan di sekolah. Namun, kalu dia bisa mengakalinya, dia bisa mengubah aturan itu menjadi sahabat terbaiknya. Leo tahu persis apa yang dia pikirkan. Toh ide itu, sebenarnya muncul dari gambarnya bahkan Leo langsung menyuruh Rafe untuk melakukan sekarang juga. Peraturan pertama yang dilanggar oleh Rafe ialah bermain dengan alarm kebakaran yang berada d belakang aula sekolah. Mungkin bagi penguhuni HVSM suara itu sangat menakutkan, tetapi tidak untuk Rafe dan Leo. Suara itu malah membuat Rafe merasa hebat karena ulahnya.
Rafe tinggal bersama Mom, Georgia, dan Carl yang merupakan calon ayah tiri Rafe dan si perusak mood-nya. Ia dan adiknya selalu memanggil Carl dengan sebutan Bear. Rafe merasa bahwa ibunya jauh terlalu baik untuk pria seperti Carl yang kerjanya hanya menonton tv dan tidur. Bahkan ibunya rela mengambil shift ganda di tempat kerjanya untuk menutupi kekurangan ekonomi di rumahnya sejak kehadiran si Bear itu.
Keinginan Rafe untuk melanggar tata tertib HVSM memang bener-benar dijalankannya. Rafe memberi nama dengan sebutan “MISI R.A.F.E” bahkan dia membuat daftar aturan apa saja yang akan dilanggarnya sekaligus dengan poinnya. Rafe menuliskannya semua idenya itu dalam satu lajur besar di salah satu buku catatan berspiral yang diberikan ibunya untuk dipakai di sekolah.
Hari hari berikutnya, Rafe terus berusaha menjalankan misinya itu apalagi tanpa mendapatkan sebuah hukuman, baginya itu sama saja Rafe mendapatkan poin yang cukup besar. Akan tetapi, di balik kekacauan yang dibuat Rafe di HVMS itu, telah menimbulkan kesedihan pada ibunya. Ibunya Rafe ingin anak-anaknya bisa menjadi anak-anak normal seperti yang lainnya.
Sejak Rafe melihat ibunya menangis karena ulahnya yang telah di lakukan di HVSM. Rafe berjanji akan berubah menjadi manusia normal dan menghentikan misinya untuk sementara waktu. Jelas saja, itu membuat Leo kesal pada Rafe. Karena menurut Leo, menjadi anak normal itu sangat membosankan. Tak heran, jika ibunya sangat melarang Rafe bermain dengan Leo.
Perubahan Rafe menjadi manusia normal bukan hanya membuat ibunya senang, tetapi juga dengan Jeanne Galleta dan Mrs. Donatello—guru yang sangat sering memberikan hukuman kepadanya, sebenarnya Donatello mengetahui bahwa Rafe memiliki bakat seni yang terpendam, hal itu terbukti saat ia memberikan hukuman menggambar pada Rafe.
Meskipun Rafe sudah bersikap menjadi manusia normal, Miller tetap saja menempatkan Rafe sebagai musuh terbesarnya. Miller berusaha memancing kemarahan Rafe, tetapi Rafe tidak menanggapinya. Miller malah membungkuk dan mengambil sesuatu dari lantai. Sesuatu itu adalah buku catatan Misi R.A.F.E. yang terjatuh. Rafe mencoba meraih buku itu, tetapi Miller tetap saja tidak memberikannya bahkan Miller memberikan syarat kepada Rafe jika ingin buku itu kembali padanya, dia harus menebusnya dengan harga yang ditentukan oleh Miller. Rafe juga harus menghadapi kenyataan bahwa sekarang Miller berkuasa atas dirinya.
Lalu bagaimana nasib Rafe saat Miller mengetahui misi tersebut? Dan siapakah Leo sebenarnya sehingga ibunya Rafe melarangnya untu berbicara lagi dengan Leo?
Setelah membaca buku ini, saya baru menjadi bahwa menjadi manusia normal itu memang sangat membosankan. Penulis bisa mengemas cerita ini dengan baik, mulai dari ceritanya yang seru dan lucu, ilustrasinya yang menarik, dan bahkan penulis menggunakan sudut pandang orang pertama sehingga pembaca bisa merasa terlibat dalam cerita tersebut. Alur dan konfliknya pun sangat menarik. Namun, ada yang satu halaman yang membuat saya bingung (halaman 180) itu seharusnya ada cerita lagi atau ceritanya langsung ke bab selanjutnya karena memang tidak ada keterangannya sehingga dapat membingungkan.

1 komentar:

  1. Casino & Slots - Mapyro
    Welcome to Casino Vegas! Book online the Casino 대전광역 출장샵 Vegas to get a great experience in 진주 출장안마 Gaming & Entertainment. We have 과천 출장샵 over 충청북도 출장안마 1,100 Casino 대구광역 출장마사지 Games!

    BalasHapus